Wednesday, May 21, 2008

Nukilan Sejarah 100 Tahun Kebangkitan Nasional-01


Selamat datang dan selamat Berinteraksi

Hari Kebangkitan Nasional Vs Kebangkitan dari Kemiskinan (bagian-01)

Latar Belakang Sejarah

Seperti kita ketahui bhw kebagkitan Nasional di Asia & Afrika umumnya dan Indonesia Khususnya berhubungan erat dn munculnya paham-paham baru, kaum terpelajar, dan adanya piagam PBB yg memuat hak-hak persamaan, kebebasan dan kemerdekaan. Munculnya paham-paham baru, seperti Liberalisme, Nasionalisme, Sosialis, dan Demokratis telah menumbuhkan semangat bangsa-bangsa yg terjajah utk melepaskan diri dari belenggu penjajahan bangsa asing.

Perlakuan kaum kolonialisme & imprialisme dgn praktek politik diskriminasi, monopoli, dan bentuk-bentuk pemerasan lainnya terhadap rakyat terjajah telah menyeret rakayat dlm kehidupan terbelakang. Namun demikian, sekalipun diskriminasi diterapakan kaum penjajah, tetapi banyak pula rakayat terjajah yg menjadi pandai. Kaum terpelajar inilah yg kemudian tampil menkadi pelopor gerakan Nasional yg dilatar belakangi oleh:

  1. Latar belakang Pendidikan Perubahan politik di negeri Belanda sbg akibat kemenangan golongan liberal di Eropa dlm pertengahan abad 19 yg pengaruhnya terasa pula sampai ke Indonesia. Golongan liberal telah mendesak pemerintah Hindia-Belanda agar membuka kesempatan terbatas utk anak-anak pribumi utk memperoleh pendidikan khususnya bagi anak-anak keturunan ningrat dlm usaha memenuhi kebutuhan tenaga kerja terdidik yg diperlukan bagi perkembangan kapitalisme & pemerintah Kolonial Indonesia. Pelaksanaan politi etis di bidang pendidikandilaksanakan dgn jalan: Tahun 1900 didirikan OSVIA (Opleding School Voor Inlandsche Ambtenaren), Yaitu sekolah pamong praja utk mempersiapakan calon pegawai rendahan, Tahun 1902 didirikan STOVIA (School Tot Opleding Van Indische Arten) yiyu sekolah tinggi kedokteran di jakarta utk mempersiapkan tenaga-tenaga dokter,Tahun 1914 didirika HIS (Hollandsch Inlandsche School) Sekolah dasar berbahasa belanda,THS(Technische Hoge School)Sekolah teknis Tinggi di Bandung skr ITB,RHS(Rechts Hoge School, dan GHS(Geneeskundige Hoge School) di Jakarta, Berdirinya sekolah-sekolah tsb melahirkan dua kelompok terpelajar di Indonesia, berjiwa kebarat-baratan dan berjiwa Indonesia, tetapi keduanya mempunyai kesadaran akan keterbelakangan bangsa indonesia. Keadaan pendidikan yg rendah & diskriminatif disadari juga oleh para pelajar Jawa yg sedang menjalani pendidikan di STOVIA (Sekolah kedokteran bumiputra) para pelajar STOVIA ini termasuk orang-orang yg beruntung krn memperoleh kesempatan utk maju. Padahal sebagaian besar bangsa Indonesia msh hidup terlantar, terbelakang, dan diliputi kebodohan. Hal ini disadari oleh seorang pensiunan dokter di Yogyakarta, yaitu Dr Mas Wahidin Sudiro Husodo. Ia bercita-cita mendirikan sekolah studie fonds untuk membiayai anak-anak Indonesia yg pandai, tetapi tidak punya biaya. Untuk mewujudkan citacitanya Dr.Wahidin Sudiro Husodo berkeliling ke kota-kota di Pulau jawa dan mempropagandakan rencananya yg didukung oleh para pelajar STOVIA di Jakrata antara lain Soetomo dan Gunawan Mangkusumo. Mereka kemudian membentuk suatu perkumpulan yg diberi nama Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 2008
  2. Akibat Politik Diskriminasi politik kolonilisme & imprialisme thd daerah koloni mereka yg membatasi peran-peran pribumi dlm kedudukan, pemerintahan dan hak serta kewajiban, Kaum penjajah menganggap bhw rakayat terjajah wajib tunduk & patuh terhadap tuan-tuannya, sbg bawahan dan harus mengabdi kepada atasan, dlm bid.Politik rakyat Indonesia tdk punya hak untuk memerintah, jabatan penting di pegang oleh orang-orang Belanda dan jabatan rendah oleh org-org indonesia,secara ekonomi Org-org pribumi termasuk dlm kelompok tenga-tenaga kerja upah rendah dan kepemilikan pabrik dikelola oleh org Belanda & Eropa sbg pemilik modal, Bid.sosial org-org Indonesia atau bumiputra ditempatkan sbg golongan kelas bawah (kelas III) dlm struktur dan status sosial penduduk Hindia-Belanda. Penduduk (kelas II) ditempati oleh orang-orang eropa, Cina,Arab,India dll dan (kelas I) ditempati oleh org-org Belanda sbg pengusaha di Indonesia
  3. Pengaruh Paham-paham baru munculnya paham baru di eropa, Asia, dan Amerika seperti Liberalisme, Nasionalisme, Sosialisme, dan Demokrasi sejak awal abad 19 telah mempengaruhi perubahan politik kolonial Belanda, yang lebih condong menguntungkan pihak Belanda sendiri, sedangkan bagi bangsa Indonesia tetap saja menjadi beban yg memberatkan. Pelaksanaan sistem tanam paksa , sitem tanam bebas, politik pintu terbuka, dan plitik etis dlm prakteknya sangat menyengsarakan bangsa Indonesia. Sistem tanam paksa hanyalah merupakan alat politik liberal kolonial Belanda sbg penganti praktek-praktek monopoli yg ekstrim, Politik Pintu terbuka memberi kesempatan kpda pengusaha swasta asing utk menanamkan modalnya di Indonesia dlm perkebangannya bersifat internasionalisme, yg melahirka imprialisme baru di bid. ekonomi. Demikian jg pelaksanaan politik asosiasi yg diharapkan kaum etis ternyata memperkuat kolonialisme di Indonesia . Padahal sebelumnya politik asosiasi ini bertujuan mengambil sikap damai dgn gerakan emansipasi yg hendak mewujudkan kaum terpelajar indonesia. Dalam perkembangannya banyak kritik tajam yg ditujukan kepada pemerintah Hindia-Belanda karena menyimpang dari hakikat Liberalisme, nasionalisme, sosialisme dan Demokarsi. kaum politisi Belanda yg menagnut paham sosialis Nieuwenhuis, Van Deventer dan Douwes Dekker secara terang-terangan mengecam tindakan pemerasan dan penindasan terhadap bangsa Indonesia.Berkembangnya paham nasionalisme dia asia tenggara menyadarkan kaum terpelajar di indonesia utk bersatu dan bangkit berjuang utk mengusir kaum penjajah Belanda.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home


Free chat widget @ ShoutMix
Zawa-BirthdayReminder CIBFest 2008 Banner A
Want one? Go to www.geocities.com/testiflash
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia