Thursday, May 18, 2006

SAYUR LODEH KEHIDUPAN.....

Selamat datang dan selamat Berinteraksi
-------------------------------------------------
Sayur lodeh adalah masakan biasa khas Indonesia karena memiliki berbagai macam cita rasa, versi dan jenisnya dengan menekankan santan sebagai bahan dasarnya Apapun campurannya agar masak itu terlihat menarik.


sayur lodeh biasa dimasak oleh ibu-ibu untuk dikonsumsi relatif waktu agak lama agar lebih hemat atau irit dalam memasak asal kita tidak lupa untuk senantiasa memanasi agar sayur tersebut tidak lekas basi dan dalam kondisi baik serta layak untuk dimakan.

SAYUR LODEH KEHIDUPAN Teman dlm Harapan ini berisi tulisan-tulisan serta pengalaman hidup sehari-hari kita yg mungkin dpt menjadi refrensi dan penguat serta motifasi, agar kita dpt tetap tegak bertahan dlm menghadapi tantangan HIDUP ...........semoga

16 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Ditinggal Pacar Setelah "Habis-habisan"
------------------------------
hubungan saya dimulai ketika A mengirim surat cintanya tahun 1979 lalu, saat saya duduk di SMP. Begitulah, kami kini sudah kuliah. Tahun 1986 saya hanil. Dengan pertimbangan yang amat matang saya gugurkan kandungan yg berusia 4 bln itu. Hal itu saya lakukan mengingat jabatan orang tuanya, kuliah kami, dan sebagainya.
Tahun 1988, ia mulai jarang datang dan ternyata ia pacaran dengan wanita lain. Kurang apa pengorbanan saya? Bahkan, sayalah yang mengurus hasil-hasil ujiannya karena dosen tak mau mengeluarkan angka, akibat ia sering bolos. Akhirnya toh ia drop out juga dari fakultasnya. Orang tuanya pun tahunya cuma smenyalahkan saya, karena mereka hanya tahu ia berpacaran dengan saya.
Tahun 1989 saya hamil lagi, tetapi abortus di usia kandungan dua bulan, Demikianlah seperti suami istri. Ia sudah tinggal di rumah saya dan cuma seminggu sekali saja pulang. Namun sudah 12 tahun lamanya pacaran kami tak kunjung menikah. Akhirnya tahun 1990, dijemput keluarganya dan berpesan pada saya agar melupakan masa lalu kami dan tak boleh saling mengungkit "surat perjanjian" yang pernah kami buat bersama samapai kini tak ada kabar berita darinya, saya mencoba menanyakan pada orang tuanya, namun menemui sayapun mereka tak mau. Padahal dahulu kandungan saya gugurkan demi status mereka. Kalau mereka menyetujui hubungan saya dan anaknya, bukankah sebaiknya mereka katakan sejak dulu, bukan setelah 12 tahun yang bukanlah waktu yg singkat

Thursday, May 18, 2006 9:56:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

DITODONG KAWIN KRN UTANG BUDI
-----------------------------

Saya pria sarjana berusia 29 tahun, berkenalan dengan gadis L yang berusia 26 tahun melalui rubrik perkenalan di salah satu surat kabar. Ia menjanjikan untuk mencarikan pekerjaan sehingga saya pun "merantau" ke kota tempat tinggalnya. Kini saya berada di rumahnya dan bekerja sebagai tenaga honorer di kantor di mana ayahnya menempati jabatan sebagai kepala.
Perlu diketahui, baru seminggu saya berada di sana saya sudah "ditodong" untuk tukar cincin. Saya menolak dengan alasan pertolongan ayahnya belum menjadi jaminan bahwa saya bakal dingkat sebagai pegawai tetap. Terus terang, dengan status sebagai pegawai honor kadang ada pekerjaan untuk saya, dan kadang tidak. Saya jadi sering tak masuk kerja, lalu main dingdong atau jalan-jalan ke pusat pertokoan. Saya merasa jenuh. Apalagi L ini amat pencemburu hingga saya akhirnya semakin meras ia terlalu 'didorong-dorong' oleh ibunya agar selalu bersama saya. Pergi harus berdua, belum lagi gaya bicaranya yg tinggi hati. L sendiri tampaknya belum dewasa dan mandiri. Bagaimana kelak kalau ia menjadi istri saya.

Thursday, May 18, 2006 10:08:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

EMOH NIKAH KRN TAK GADIS LAGI
-----------------------------

Kami hanya dua bersaudara. Keduanya sama-sama wanita. Adik saya lebih cantik dan pandai dibanding saya. Tahun lalu tamat dari SMA dan hingga kini belum kuliah atau bekerja. Hubungan kami amat dekat. Semua masalahnya adalah masalah saya dan begitu pula sebaliknya.
Karena ia catik, banyak pria yang datang melamarnya. Namun, saya heran, ia berkali-kali mengatakan tak mau menikah dan makin hari ia makin sering murung. Barulah beberapa saat yang lalu ia akhirnya mau mengaku pada saya bahwa sebenarnya ia sudah berkali-kali melakukan hubungan intim dengan mantan pacarnya ketika duduk di SMA dulu. Tentu saja saya sedih sekali, karena ia pernah menganku pada saya dan orang tua bahwa ia telah memutuskan hubungan dengan pria itu. Ternyata kemudian ia back street dan berlanjut melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Memang kini ia menyadari bhw ternyata kami benar melarangnya berpacaran. namun semua kan sudah terlanjur. Bayangkan pria itu tamatan SD, tak bekerja, dan sering minum-minuman serta terkenal sbg jagoan di kampung kami. Lebih menyakitkan lagi, hubungan mereka akhirnya putus karena ia harus mengawini wanita lain yg sudah hamil karena perbuatannya. Akhirnya ia berkeras tak ingin menikah akibat teroma masa lalunya kepada laki-laki

Thursday, May 18, 2006 10:23:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

BELAJAR DARI SITUASI GELAP

Dalam sebuah acara selamatan yang dihadiri banyak orang, tiba-tiba listrik padam , suasana gembira menjadi hiruk pikuk dan kacau. Orang saling menabrak, makanan tumpah, priring & gelas pecah. Sungguh tidak nyaman. Itu baru lampu rumah yang padam. Bagaimana kalau yang gelap itu hati ? Kita kadang mengalaminya saat kalap, kebingungan, ketakutan. Kemana kita akan pergi?Apalagi perjalanan bukn cuma menuju kamar makan atau kamar mandi atau dapur, tapi perjalanan penting menentukan menuju tujuan terakhir. Tuhan menyatakan diri sebagai terang (seperti lilin yang menerangi sekelilingnya wlaupun akhirnya ia hancur dan lebur tetapi untuk satu tujuan yang luhur) Yoh 12:44-50

Monday, May 29, 2006 8:22:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

SEORANG SUFI DISARANG PENAYMUN
------------------------------

Umumnya kesejahteraan guru kurang diperhatikan. Tidak begitu di SD Berkat. Gaji guru dan karyawan sangat lumayan, dan ada banyak tunjangan tambahan. Suatu ketika dengan amat sangat tiba-tiba, Kepala sekolah diganti. Pak Anton ini berasal dari kota lain. Ketika memeriksa pembukuan, Ia menemukan banyak kejanggalan. Guru diberi tunjangan besar, tetapi gedung sekolah amat rusak. Mungkin satu kali diterpa hujan deras, gedung akan ambruk. Ternyata dana untuk perbikan gedung dikorupsi. Guru-guru minta pengertian dan kerjasama pak Anton. Tetapi kepala sekolah yang baru ini tak kenal kompromi. Maka ia dibenci dan difitnah, dan akhirnya dipecat. Begitulah nasib orang yang mau hidup bersih didunia yang kotor ini bagaikan seorang sufi hidup di tengah-tengah sarang penayamun Yoh 15:18-21

Monday, May 29, 2006 8:23:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

SEORANG HAMBA/PELAYAN TIDAK LEBIH TINGGI DARI TUANNYA
-------------------------------
Kalau boleh memilih, menjadi hamba atau majikan, kita pasti memilih menjadi majikan. Kita lebih suka memerintah ketimbang diperintah, dihormati ketimbang memberi penghormatan. Itulah kodrat kita, kodrat yang cendrung berbuat dosa. Tuhan menjukirbalikan nilai-nilai itu sebaliknya. Ia pantas menerima penghormatan apabila menjadikan dirinya hamba yang melayani(pelayan). Kalau menyebut diri Hamba Tuhan, pantaslah kita melayani dengan rendah hati sesama kita. Menerima kalau dihina atau dicela. Karena konsekwensi kita menerima diri kita sebagai pelayan/hamba.
Yoh 13:16-20

Monday, May 29, 2006 8:26:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

SIKAP KASIH MENYELMATKAN MANUSIA
--------------------------------
Supaya kamu saling mengasihi seperti aku telah mengasihi kamu. Tuhan tidak meninggalkan buku pedoman tebal penuh peraturan untuk dihafalkan dan dilaksanakan secara harafiah oleh manusia. Ia hanya memberi satu peraturan: KASIH. Bagaiaman mengasihi? Seberapa jauh mengasihi? Ukurannya hanya satu: Yesus Sendiri. Seoperti Yesus telah mengasihi, begitu hendaknya kita saling mengasihi: Dengan kasih yang bulat, tanpa membedakan, tanpa syarat. Yang memberi semua, sehabis-habisnya, tanpa minta balasan. Kasih yang mengabdi, melayani, berkurban samapai tetes darah terakhir. Yang membuat langkah Pertama untuk mengampuni. Yoh 15:12-17

Monday, May 29, 2006 8:27:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

SUSTER YANG PEMAAF
----------------------

Tanggal 10 Maret yang lalu tengah malam Suster Yermine kepergok seorang maling yang kemudian menikamnya.. Ia dibawa kerumah sakit dan diberi pertolongan pertama . Dari jam 1.30 malam smapai jam 7 pagi ia menahan sakit dengan doa dan pujian. Ia juga mengampuni dengan ihklas orang yang menikamnya . Jam 7 ia menjalani operasi dan jam 10.00 ia menghadap Bapa. Hidup manusia tidak bisa dipisahkan dari penderitaan. Tuhan tidak pernah mengajarkan kepada kita untuk mengelak atau lari dari penderitaan, tetapi menerimanya dengan sabar, tabah dan penuh iman. Dengan demikian penderitaan itu membawa kepada keselamatan dan sukacita yang kekal. Yoh 16:20-23a

Monday, May 29, 2006 8:28:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

Apa Yang Kita Sombongkan?
----------------------------
Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?"

Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.

Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence). Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.

Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri.

Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?

Monday, June 12, 2006 8:45:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

Bahagia, ada pada Jiwa yang Bisa Bersyukur
-------------------------------
Pernah membayangkan, bagaimana seseorang menulis buku, bukan dengan tangan
atau anggota tubuh lainnya, tetapi dengan kedipan kelopak mata kirinya?

Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk dilakukan, tentu saja Anda
belum mengenal orang yang bernama Jean-Dominique Bauby. Dia pemimpin redaksi
majalah Elle, majalah kebanggaan Prancis yang digandrungi wanita seluruh
dunia.

Betapa mengagumkan tekad dan semangat hidup maupun kemauannya untuk tetap
menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal
tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa yang dialami si Jean
dalam menempuh hidup ini, pasti Anda akan berpikir, "Berapa pun problem dan
stres dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan
dengan si Jean!"

Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia
mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan total yang
disebutnya "Seperti pikiran di dalam botol". Memang ia masih dapat berpikir
jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya
otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah
cara dia berkomunikasi dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan
temannya.


Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, teman-temannya)
menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip apabila huruf yang
ditunjukkan adalah yang dipilihnya. "Bukan main," kata Anda.

Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis
mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh
"menulis" dengan cara si Jean, barang kali kita harus menangis dulu
berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin meminta ampun untuk
tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean dalam pembuatan bukunya.

Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya
yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, "Le Scaphandre" et le
Papillon (The Bubble and the Butterfly).

Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang digariskan
untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap berpikir jernih untuk
bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun untuk menelan ludah pun, dia
tidak mampu, karena seluruh otot dan saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang
patut kita teladani adalah bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang
dialaminya dengan baik dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta
yang berarti pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung
dalam film yang mengisahkan dirinya.

Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya yang
seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa punya problem
seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu mengeluh..! Coba
ingat-ingat apa yang kita lakukan. Ketika mendapat cuaca hujan, biasanya
menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas juga menggerutu. Punya anak
banyak mengeluh, tidak punya anak juga mengeluh. Carl Jung, pernah menulis
demikian: "Bagian yang paling menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah
menerima diri sendiri secara utuh, dan hal yang paling sulit dibuka adalah
pikiran yang tertutup!"

Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang stres
berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun melawan orang
lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia karena kebutuhan
hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat musibah kecelakaan atau
bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah kita masih bisa menelan ludah,
masih bisa makan dan menggerakkan anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah,
dan berbahagialah...!

Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi bijaksanalah untuk
bisa selalu think and thank (berpikir, kemudian berterima kasih/
bersyukurl).

Dalam artikel yang berjudul Kegagalan & Kesuksesan Hasil Konsekuensi Pikiran
( SPM 26 Februari 2005) dituliskan, seseorang yang sadar sepenuhnya, dia
datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa (jiwa). Nah, nyawa itu harus
dirawat dengan menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Dengan nyawa
ini pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam
kondisi apapun, dia harus bisa bahagia. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur!
Mensyukuri apa yang kita dapat itu penting, termasuk sebuah nyawa agar kita
bisa hidup di alam ini. Dan kebahagiaan bisa dibuat, dengan tidak meminta
(menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa yang bisa diberikan
kepada orang lain agar mereka bahagia. Jadilah seseorang yang merasa ada
gunanya untuk kehidupan ini.

Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak sesuai
nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup. Hadapi hidup
dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak pernah gagal.

Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah kecewa. Justru banyak
orang yang sukses itu sebetulnya orang yang telah banyak mengalami
kegagalan.

Berpikirlah positif, Anda akan menjadi orang yang beruntung. Banyak cerita
tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang tidak
menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide besar untuk
mulai bisnis sendiri dan menjadi majikan. Ditolak pun bisa mendatangkan
kesuksesan. Tetapi, untuk mendapatkan keberuntungan diperlukan usaha.

Dan mulailah sekarang juga untuk berusaha!

Wednesday, June 21, 2006 11:35:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

Malaikatmu selalu ada didekatmu
--------------------------
Suatu hari ada seorang bayi yang akan dilahirkan ke dunia. Sang bayi bertanya kepada Tuhan, "Para malaikat mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tapi bagaimana cara saya hidup di sana, saya begitu kecil dan lemah?"

Tuhan menjawab "Saya telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu."

Sang bayi berkata "Tapi disini....., di Surga...., yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. ini sudah cukup bagi saya untuk berbahagia."

Tuhan menjawab lagi "Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan menjadi lebih bahagia."

Sang bayi bertanya lagi "Dan bagaimana saya bisa mengerti saat orang-orang berbicara kepadaku, saya tidak mengerti bahasa mereka?"

Tuhan menjawab "Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar; dan dengan penuh kesabaran dan perhatian dia akan mengajarkan bagaimana kamu berbicara."

"Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?"

"Malaikatmu akan melindungimu, walaupun hal itu mengancam jiwanya."

"Pasti saya akan merasa sedih karena tidak melihatMU lagi."

"Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan akan mengajarkan kepadamu bagaimana agar kau bisa kembali kepadaKu, walapun sesungguhnya Aku selalu berada disisimu."

Saat itu Surga begitu tenangnya sehingga suara dari bumi dapat terdengar, dan sang anak bertanya perlahan kepada Tuhan, "Tuhan... jika saya harus berangkat sekarang, bisakah Engkau memberi tahu aku nama malaikat tersebut?"

Jawab Tuhan "Kamu akan memanggil malaikatmu....Ibu..."

Wednesday, June 21, 2006 11:41:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

DOA IBU & HARAPAN ANAK YG PUPUS-1
----------------------------------------------------------------

Nama saya Anie usia 32 tahun mantan Manager di salah satu bank di Smg. Sejak
dua tahun sudah bertunangan secara resmi. Tunangan saya masih kuliah,
karena ia dari keluarga yang tidak mampu, maka saya sebagai penunjang utama
biaya kuliah maupun biaya hidupnya di Yogya. Saya tadinya merasa bahagia
sekali sebab di akhir tahun ini kami merencanakan akan menikah, maklum saya
sangat mendambakan sekali ingin cepat-cepat dapat momongan. Tetapi rupanya
Tuhan menghendaki hal lain yang terjadi di dalam kehidupan saya.

Pada bln Nov 2005, Dr telah mendeteksi tumor ganas di payudara saya dan
tumor ini rupanya sudah sedemikian parahnya, sehingga mau atau tidak harus
di operasi dan seluruh payudara saya di angkat. Ketika pertama kali saya
mendengar berita tsb saya benar-benar merasa syok dan sedih sekali, sebab
dengan mana hancurlah sudah harapan idaman saya untuk bisa mendapatkan
momongan. Pada saat tsb saya hanya bisa berdoa dan membanjiri sorga dengan
air mata. Melalui operasi tsb saya merasa kehilangan harga diri saya sebagai
seorang perempuan, saya merasa seperti juga seorang perempuan cacad.

Ketika saya menceritakan musibah tsb, tunangan saya berjanji untuk
mendampingi saya pada saat operasi, tetapi dengan alasan karena ia sibuk
dengan kuliahnya maka ia tidak bisa datang, walaupun demikian ia
menjanjikannya untuk datang pada saat liburan Natal. Ternyata di waktu Natal
pun ia tak kujung tiba yang datang hanya sekedar surat permohonan bantuan
dana lagi untuk biaya kuliah maupun biaya hidupnya. Permohonan itu saya
penuhi dengan mengirimkan uang Rp lima juta.

Ketika dulu tunangan saya harus di operasi, karena kecelakaan lalu lintas,
saya mendampingi dia siang dan malam di rumah sakit, disamping itu seluruh
biaya rumah sakit ditanggung oleh saya sepenuhnya. Jadi wajarlah kalau saya
tetap mengharap sehingga kalau Natal ia tidak bisa datang, pasti kita akan
bisa merayakan Tahun Baru bersama, tetapi rupanya ini hanya sekedar harapan
saja, sebab kenyataannya hal inipun tidak terjadi.

Akhirnya saya sadar bahwa sebenarnya ia ingin memutuskan hubungannya dengan
never say good bye. Dugaan ini di pertegas oleh sahabatnya dimana ia pernah
curhat, bahwa ia sebenarnya merasa jijik kalau punya istri yang tidak
memiliki payudara apalagi ada kalau ada cacad bekas jahitan operasi
ditubuhnya.

Hal ini jauh lebih menyakitkan saya daripada ketika payudara saya harus
diangkat, saya merasa ditinggal oleh orang yang sangat saya kasihi dimana
saya telah bersedia berkorban untuknya selama bertahun-tahun, tetapi pada
saat saya membutuhkan dukungan moril maupun sedikit kasih sayang, ia
memutuskan hubungannya begitu saja hanya dengan alasan karena ia merasa
jijik terhadap diri saya yang sudah tidak memiliki payudara lagi.











Dihianati oleh orang yang kita kasihi ada jauh lebih menyakitkan daripada
dihianati oleh orang lain. Dihianati karena ia tertarik dengan gadis lainnya
yang jauh lebih cantik bisa saya makluminya, tetapi ditinggal pergi begitu
saja karena alasan jijik terhadap tubuh saya, ini benar-benar sangat
menyakitkan sekali. Saya merasa di perlakuan seperti juga sampah kotor yang
dibuang begitu saja, bukan hanya karena tidak bermanfaat lagi saja melainkan
juga karena menjijikkan. Hal inilah yang membuat harga diri maupun Pe-De
saya jadi menurun drastis.

Rupanya penderitaan saya tidak berakhir sampai disini saja, sebab satu bulan
kemudian saya juga mendapat surat pemutusan hubungan kerja dari perusahaan
saya, dengan alasan mereka membutuhan orang yang sehat dan tidak
sakit-sakitan seperti saya.

Rupanya pukulan hidup itu datang dengan serentak dan secara bertubi-tubi.
Sehingga akhir-akhir ini sering timbul pikiran untuk mengambil jalan pintas
saja dengan bunuh diri, sebab buat apa saya hidup juga, dimana sudah tidak
memiliki jangankan masa depan, gairah hidup pun sudah tidak ada lagi. Hidup
saya sudah hancur, boro-boro bisa mendapatkan momongan seperti yang menjadi
impian saya, tunangan pun meninggalkan saya dengan cara begitu saja tanpa
pamit. Di tempat pekerjaan pun saya sudah tidak dibutuhkan lagi, dimata
mereka saya sudah termasuk barang rongsokan dan tidak dianggap sebagai
manusia seutuhnya lagi.

Yang menghalangi saya untuk melakukan tindakan nekad ini hanya ibu saya,
karena saya adalah anak tunggal, ibu saya usianya sudah 70 th sedangkan ayah
saya sudah lama meninggal. Jadi apabila saya sudah tidak ada lagi siapa yang
akan dan mau mengurus ibu saya. Oleh sebab itulah setiap hari saya hanya
bisa lutut berdoa dan memohon kepada-Nya untuk dapat diberikan waktu sejenak
lagi, sehingga saya bisa mendampingi ibu untuk beberapa saat lagi. Apakah
permohonan ini terlalu berlebihan ?

Pada saat payudara saya diangkat, hanya ibu seorang yang mendampingi saya.
Dan ketika ia melihat bahwa saya sudah tidak memiliki payudara lagi, tak
sepatah katapun ia ucapkan. Ia hanya memeluk dan mendekap saya sambil turun
air matanya berlinang, karena saya adalah putri kesayangan satu-satunya.

Rupanya kasus seperti saya ini, bukannya hanya sekali atau dua kali saja
terjadi, menurut pendapat beberapa Dr maupun rekan-rekan lainnya; banyak
pria yang meninggalkan atau memutuskan hubungannya setelah pasangan hidup
mereka kehilangan payudaranya. Padahal ini bukanlah keinginan istrinya,
perempuan mana di dunia ini yang rela dan mau kehilangan payudaranya ?

Kenapa pria tidak bisa dan mau menerima perempuan yang tidak memiliki payu
dara ? Apakah diri saya sekarang ini sudah berubah menjadi monster sehingga
kaum pria merasa jijik terhadap diri saya ? Apakah perempuan yang tidak
memiliki payudara ini harus dijauhi seperti juga para penderita Aids atau
kusta ? Apakah saya harus melakukan operasi plastik agar tunangan saya mau
balik kembali kepada saya ?

Saya benar-benar bingung dan sedih sekali menghadapi situasi seperti
sekarang ini. Hal ini membuat saya jadi semakin menutup diri sehingga tidak
mau keluar rumah lagi! Saya merasa malu, malu karena saya bukanlah perempuan
seutuhnya lagi, saya hanyalah seorang perempuan cacad yang menjijikkan

Wednesday, June 21, 2006 1:42:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

DOA IBU & HARAPAN ANAK YG PUPUS-2
----------------------------------------------------------------

Pada awal Maret 2006 Dr telah menjatuhkan vonis yang terakhir bagi saya,
dimana ia menyatakan, bahwa hidup saya sebenarnya hanya tinggal hitungan
hari atau minggu saja. Hal inilah yang membuat saya terguncang dan bingung
sekali. Rasanya saya ingin berteriak minta tolong, tetapi kepada siapa? Saya
sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi, selain seorang ibu tua yang sudah
sakit pula. Apakah saya harus menambah beban pikiran maupun penderitaannya
dengan menceritakan bahwa masa hidup saya ini sebenarnya sudah tidak lama
lagi.

Oleh sebab itulah untuk melepaskan luapan isi hati ini, saya menulis dan
mencurahkannya kepada mang Ucup, mungkin sebagai pelampiasan rasa kesal,
capek, bingung tanpa bisa berbuat apa-apa maupun rasa sedih hati saya.

Saya pribadi tidak pernah bertemu dengan mang Ucup dan mengenal beliaupun
hanya melalui sentuhan tulisannya saja di www.mangucup.org yang sering
menggugah hati dan membuat saya untuk turut merenungkannya. Dari segi usia
pun, beliau hampir sebaya dengan ayah saya. Mungkin inilah jeritan isi hati
saya yang terakhir, bersama air mata saya tuangkan melalui e-mail serasa
ingin bersandar di pelukan seorang ayah yang bisa menguatkan hati saya.

Tadinya harapan saya dengan menjalankan terapi penyinaran atau chemoterapi
ini, saya bisa memperpanjang usia saya. Bukannya untuk saya, melainkan untuk
ibu saya. Saya merasa takut dan kasihan apabila harus meninggalkan ibu saya
seorang diri, siapa yang nantinya bisa dan mau mengurus ibu saya, setelah
saya tiada, karena saya adalah putri tunggal satu-satunya.

Pada saat ini seharusnya sayalah yang mengurus dan merawat ibu saya, tetapi
kenyataannya hal kebalikannya yang terjadi dimana ibu harus merawat dan
menjaga saya siang dan malam. Tidak ada hal yang istimewa yang bisa ia
berikan untuk membantu saya selain doa serta air matanya.

Tgl 19 April yang akan datang ini adalah hari ulang tahun saya yang ke 33.
Apakah saya masih akan bisa mengalaminya? Entahlah! Tetapi yang sudah pasti
ini adalah hari ulang tahun saya yang terakhir.

Melalui chemoterapi rambut saya telah menjadi rontok semua. Bagi seorang
perempuan rambut dan payudara adalah milik tubuhnya yang paling berharga,
tetapi inipun sudah diambil dari saya. Saya telah kehilangan semua yang
menjadi dambaan bagi kaum perempuan, masa depan, karier, pasangan hidup,
payudara maupun rambut dan sekarang kenyataan pahit lainnya yang harus saya
terima ialah tidak lama lagi hidup sayapun bukan menjadi milik saya lagi.

Kenyataan pahit yang harus saya terima, dimana milik saya yang terakhir
inipun akan diambil juga dari saya.

Terkadang kalau saya sudah tidak tahan lagi, tak kuasa menanggung beratnya
beban ini hanya untuk sekedar menghibur diri, saya membuka kembali foto
album sambil melihat foto-foto ketika saya masih sekolah, pada saat saya
masih remaja dan juga ketika ayah saya masih hidup. Tanpa bisa ditahan lagi
turunlah air mata saya berlinang, karena semua foto-foto tsb tidak lama
hanya akan menjadi kenang-kenangan yang tak bernilai lagi.



Ketika saya masih sekolah saya mendambakan ingin punya keluarga yang bahagia
dengan banyak anak dan juga mempunyai banyak cucu tetapi jangankan bisa
punya anak, punya suami pun tak terkabulkan. Tak pernah terpikirkan oleh
saya bahwa usia saya hanya bisa mencapai 33 tahun saja.

Apa yang harus saya lakukan sambil menunggu kedatangan sang malaikat maut
ini? Apakah malaikat maut ini yang nantinya akan menjadi tamu utama pada
hari ulang tahun saya yang ke 33? Atau mungkin juga ia akan datang lebih
awal lagi? Nasehat dan saran apa yang bisa diberikan kepada saya yang sudah
tidak memiliki harapan maupun masa hidup lagi di dunia ini sekedar dalam
penantian datangnya sang malaikat maut.

Yang sudah pasti, ada saya ataupun tanpa saya, dunia akan tetap berputar. Di
sinilah saya baru sadar, bahwa kelahiran maupun kehidupan saya di dunia ini
sebenarnya tidak membawa arti ataupun perubahan apapun juga, hal inilah yang
membuat saya menjadi bersedih hati, karena kehidupan saya ini tidak bermakna
dan tidak bermanfaat sama sekali entah untuk siapapun juga. Saya harus mati
seorang diri tanpa kasih dan tanpa ada orang yang mau peduli.
Salam Annie

Usulan dari mang Ucup:
Bagi rekan-rekan dan para pembaca yang saya muliakan, bagi mereka yang
merasa bersimpati kepada Annie, maukah Anda memberikan dukungan dan
kepedulian dengan doa untuk Annie maupun dengan cara mengirimkan Kartu
Ucapan Selamat Hari Ulang Tahun ataupun Potscard untuk Annie. Agar Annie
dapat merasakan secara nyata bahwa ia tidak harus mati seorang diri tanpa
adanya rasa kasih. Kartu mohon dikirimkan ke alamat yang tercantum dibawah
ini:

Ibu Annie
d/a Bpk Robertus Agus Waskito
Jl. Terbayan Selatan 156A
Ungaran 50511
Indonesia

Saya yakin bahwa masih banyak orang di dunia ini yang mengasihi Annie
walaupun kita tidak mengenalnya secara pribadi sekalipun juga. Bagaimana
dingin dan bagaimana komersilnya dunia ini, tetapi mang Ucup berkeyakinan
penuh masih banyak orang yang mau berbagi kasih dengan Annie. Oleh sebab
itulah kirimkanlah kartu HUT kepadanya. Terima kasih sebelumnya.

Wednesday, June 21, 2006 1:43:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

KEUNGGULAN & NILAI SUATU PEKERJAAN
--------------------------------

Kita ditantang untuk bekerja tanpa mengenal lelah agar
dapat meraih keunggulan dalam pekerjaan kita.
Tak semua orang terpanggil untuk menekuni pekerjaan
profesional atau spesialisasi; bahkan lebih sedikit lagi
yang naik ke tingkat kejeniusan dalam seni dan ilmu;
banyak yang menjadi pekerja di pabrik,ladang, dan jalanan.
Tapi, tak ada pekerjaan yang tak berarti.
Semua pekerjaan yang mengangkat kemanusiaan itu memiliki
martabat dan kepentingan, dan harus dilaksanakan dengan
keunggulan yang sungguh-sungguh.
Kalau seseorang menjadi penyapu jalan, ia semestinya menyapu
seperti Michaelangelo melukis atau Beethoven menggubah musik,
atau Shakespeare menulis syair.
Ia semestinya menyapu jalan begitu baik sehingga semua penghuni
langit dan bumi berhenti untuk berkata, " Di sini hidup seorang
penyapu jalan yang hebat, yang melakukan pekerjaannya dengan baik. "


Marthin Luther King Jr.

Thursday, September 14, 2006 2:27:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

Aku akan menggendong kamu setiap pagi sampai kita tua
---------------------

Pada hari pernikahanku, aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti
didepan flat kami yang cuma berkamar satu. Sahabat-sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami.

Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yang sangat bahagia. Ini adalah kejadian 20 tahun yang lalu. Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening.

Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil. Setiap pagi kami berangkat kerja bersama-sama dan sampai dirumah juga pada waktu yang bersamaan. Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh
perubahan yang tidak kusangka-sangka.

Dewi hadir dalam kehidupanku. Waktu itu adalah hari yang cerah. Aku berdiri di balkon dengan Dewi yang sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. Ini adalah apartment yang kubelikan untuknya. Dew berkata , "Kamu adalah jenis pria terbaik yang menarik para gadis."

Kata-katanya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru menikah,istriku pernah berkata, "Pria sepertimu,begitu sukses, akan menjadi sangat menarik bagipara gadis." Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu-ragu. Aku tahu kalo aku telah menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya. Aku melepaskan tangan Dewi dan berkata, "Kamu harus pergi membeli beberapa perabot, O.K.?.Aku ada sedikit urusan dikantor"
Kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya.

Pada saat tersebut, ide perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin. Bagaimanapun, aku merasa sangat sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun ku jelaskan, ia pasti akan sangat terluka. Sejujurnya,ia adalah seorang istri yang baik.

Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai didepan TV. Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV sama-sama. Atau aku akan menghidupkan komputer,membayangk an tubuh Dew. Ini adalah hiburan bagiku.

Suatu hari aku berbicara dalam guyon,
"Seandainya kita bercerai, apa yang akan kau lakukan? " Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yang sangat jauh dari ia. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku serius.

Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dew baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara dengan ia. Ia kelihatan sedikit curiga. Ia berusaha tersenyum pada bawahan-bawahanku. Tapi aku membaca ada luka di matanya.

Sekali lagi, Dew berkata padaku," He, ceraikan dia, O.K.? Lalu kita akan hidup bersama." Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu-ragu lagi. Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, ku pegang tangannya,
"Adasesuatu yang harus kukatakan" Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya. Tiba-tiba aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu
kalo aku terus berpikir.
"Aku ingin bercerai", ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang. Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata-kataku, tapi ia bertanya secara lembut,
"kenapa?"
"Aku serius." Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia sangat marah.Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku,"Kamu bukan laki-laki!".

Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yang telah terjadi dengan perkawinan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Dew. Dengan perasaan yang amat bersalah, Aku menuliskan surai perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa bagian.. Aku merasakan sakit dalam hati.

Wanita yang telah 10 tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yang asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa mengembalikan apa yang telah kuucapkan. Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku, dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh-sungguh telah terjadi.

Pada larut malam,aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran. Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur kembali. Ia menuliskan syarat-syarat dari perceraiannya. Ia tidak menginginkan apapun dariku,tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya, dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti biasanya. Alasannya sangat sederhana: Anak kami akan segera menyelesaikkan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.

Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya,"Apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan kita?" Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku. Aku mengangguk dan mengiyakan. "Kamu membopongku dilenganmu. Jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongku sapai pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan
ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu." Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yang telah berlalu dan berharap perkawinannya diakhiri dengan suasana romantis.

Aku memberitahukan Dewi soal syarat-syarat perceraian dari istriku. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. "Bagaimanapun trik yang ia lakukan, ia harus menerima hasil dari perceraian ini," Dewi mencemooh. Kata-katanya membuatku merasa tidak enak.

Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. Kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami menepuk punggung kami,"Wah, papa membopong mama, mesra sekali" Kata-katanya membuatku merasa sakit.. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan ia dalam lenganku. Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut," Mari kita mulai hari ini, jangan memberitahukan pada anak kita."
Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang.Aku melepaskan ia di pintu.

Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor. Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku,kami begitu dekat sampai-sampai aku bisa mencium wangi dibajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi, beberapa kerut tampak di wajahnya.

Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, "Kebun diluar sedang dibongkar, hati-hati kalau kamu lewat sana." Hari keempat,ketika aku membangunkannya, aku merasa kalau kami masih mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong kekasihku dilenganku. Bayangan Dew menjadi samar.

Pada hari kelima dan enam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal, seperti, dimana ia telah menyimpan baju-bajuku yang telah ia setrika, aku harus hati-hati saat memasak,dll. Aku mengangguk. Perasaan kedekatan terasa semakin erat. Aku tidak memberitahu Dew tentang ini.

Aku merasa begitu ringan membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya,"Kelihatann ya tidaklah sulit membopongmu sekarang" Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yang cocok. Lalu ia melihat,"Semua pakaianku kebesaran".

Aku tersenyum.Tapi tiba-tiba aku menyadarinya ia semakin kurus. itu sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku semakin kuat. Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Sekali lagi aku merasakan perasaan sakit. Tanpa sadar ku sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut. "Pa,sudah waktunya membopong mama keluar"

Baginya,melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yang penting. Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah ia dilenganku, berjalan dari kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras. Tangannya memegangku secara lembut dan alami. Aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus,
membuatku sedih.

Pada hari terakhir,ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. Ia berkata, "Sesungguhnya aku berharap kamu akan
membopongku sampai kita tua". Aku memeluknya dengan kuat dan berkata "Antara kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra".

Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya. Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah. Aku menaiki tangga. Dewi membuka pintu. Aku berkata padanya,
" Maaf Dew, Aku tidak ingin bercerai. Aku serius". Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku.
"Kamu tidak demam". Kutepiskan tanganya dari dahiku "Maaf, Dew, Aku cuma bisa bilang
maaf padamu, Aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai-nilai dari kehidupan, bukan disebabkan kami tidak salingmencintai lagi. Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu"

Dewi tiba-tiba seperti tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dengan kencang dan tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor. Dalam perjalanan aku melewati sebuah toko bunga, ku pesan sebuah buket bunga kesayangan istriku.

Penjual bertanya apa yang mesti ia tulis dalam kartu ucapan? Aku tersenyum, dan menulis " Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua.."

Sunday, October 15, 2006 12:29:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

JIKA HARUS MEMILIH
------------------

Stl kemarin cuti..hari ini rasanya jiwa sudah di recharge lagi... hm... memang hawa2 liburan ya... panjang banget minggu ini.. mana boss ga ada.. hhhehehe... ya udah mending bicara tentang hati lagi yok...

spt belakangan banyak teman2 yang curhat dan bertanya tentang..

bagaimana Jika Harus Memilih?

Aku selalu berkaca dan mengambil sample dari pengalaman dan kejadian peristiwa2 dalam hidup yang sudah aku lewati. Seperti saat aku memilih dan sebagai wanita yang terpilih. Saat aku menjelang 26 tahun ,disaat aku merasa adalah diriku yang tercantik, termanis... pada umurku saat itu ( dibanding aku di umur2ku yang lain, bukan dibanding ke orang lain ya heheheheh....) ada beberapa pria yang menginginkanku untuk menjadi istrinya. Saat itu aku sudah memiliki pacar yang sangat setia mendampingiku selama 8 tahun. Dalam 8 tahun itu banyak godaan datang dimana kita sudah dalam fase harus memilih.

Ada yang sangat kaya...memiliki beberapa perusahaan.. melamarku dan memintaku meninggalkan kekasihku yang sekarang..dengan iming2 aku boleh meminta apapun yang aku inginkan yang bisa dibeli olehnya.

Ada pula yang menawarkan akan membuatkan cincin yang sangat indah dari batu mulia yang dimilikinya sepasang ... warisan keluarganya dulu.

hm.. tawaran2 itu seperti kapal2 pesiar yang memanggil2 seperti dalam blog ku yg lalu... tetapi lamaran dari kekasihku justru tidak kunjung datang...yang membuatku semakin gelisah.

Satu malam...kutanya padanya... kelanjutan kisah cintaku dengannya. Seperti banyak wanita lain, disaat umur sudah melewati 25 ( di jamanku ya ) banyak yang sudah memulai bahtera rumah tangga. Dan jika belum, akan sangat gelisah menantikan ...

hm.. dia menatapku dan tersenyum penuh kasih... dan bertanya : apa kamu yakin denganku? yakin dengan cintaku? dan aku menatapnya balik... ada telaga disana... hatiku begitu tenang bersamanya.

Malam itu aku berdoa... lalu terbersit dalam benakku... ketiganya muncul... dalam bayangan.... lalu seperti ada pertanyaan dalam diriku bertanya padaku : dari ketiganya itu..bayangkan ketiganya sama sekali miskin... cuma baju dibadan.....

lalu bayangkan... ketiganya..sakit keras..tidak bisa bangun.. hanya baring di kasur.. kamu harus melayaninya... membersihkan badannya dan mengurus kotorannya.....

terakhir... bayangkan...badannya penuh luka yang harus kamu urus setiap hari.... kamu harus bekerja mencari nafkah untuk kalian berdua karena ketidak mampuannya itu.

Dari ketiganya itu... mana yang kamu tidak jijik melayani...masih tetap mau mencintainya...masih mau melayaninya... dan ingin dia sembuh dan mau mendukungnya sampai bangkit kembali..........

Aku tecenung... entah kenapa... aku hanya bisa melihat kekasihku... dan aku merasa jijik dengan yg lain tapi tidak dengan dia walau dia menjadi apapun yang mengerikan..aku akan tetap mencintainya..dan ingin tetap merawatnya....... Oh... sungguh jelas dalam memilih jika dihadapkan dalam situasi seperti ini.

Hm... dimana saat ini setiap orang memilih siapa yang pantas menjadi pasangan hidup... orang akan melihat... apakah rumahnya sudah dimiliki? apakah merek mobilnya? apakah pekerjaanya? berapa gajinya? perawakannya ganteng ? baik hati..? sopan? penyayang..? semua ingin yang baik2nya saja.... tapi apakah yang bisa kita tawarkan untuknya? sama seperti patokan- patokan yang kita buat untuk dia?

Aku tidak bisa memilih dan akan salah memilih jika patokan-patokan itu yang dipakai. Tuhan sudah memberikan ku jalan untuk memilih orang yang tepat bagiku. Cara seperti diatas...kutanyakan pada kekasihku dan kusuruh dia menjawab...tapi untuk dirinya sendiri..... karena itu pertanyaan buat diri sendiri bukan untuk orang lain... karena kita harus jujur pada diri sendiri.

Aku tidak perlu menunggu jawabannya... karena akhirnya dia melamarku dan aku bahagia bersamanya , setiap hari bersamanya dan kami kini sudah memiliki 2 anak yang sangat lucu dan membahagiakan kami.

Saat memilih, semua orang memang menginginkan yang indah2, yang bagus2 yang hebat2.... siapa yang tidak ingin?

tetapi... dalam hidup berumah tangga... tidak semuanya indah dan tidak semuanya akan bagus selamanya.. akan ada saat2 dimana goncangan2 terjadi.. siapkah kita untuk menerima itu semua?

Bayangan extrim yang aku contohkan diatas adalah pertanyaan hati kita pribadi... atas siap atau tidaknya kita untuk menerima saat yang terburuk saat bersamanya? banyak terjadi perkawinan hancur dan pecah...karena saling tidak bisa menerima.. keburukan dan ketidak berdayaan masing2 pasangan..yang membuahkan kekecewaan dan berakhirnya suatu perkawinan. Karena awalnya kita hanya melihat semua yang bersinar dari dirinya..tapi tidak siap menerima kekurangannya.

Jika kita sudah siap menerima yang terburuk bersamanya.... alangkah bahagianya jika yang ada adalah hanya yang terbaik? semoga bisa dijaga dan dirawat sehingga selalu indah..dan bisa overcome semua masalah yang timbul untuk menguatkan cinta dalam keluarga.

Blog ini aku tulis..untuk aku share ke kawan2 yang sedang dalam dilema dalam memilih atau memutuskan untuk menikah. Semoga bisa membantu dalam menentukan pilihan hati yang tepat. Cinta tidak selamanya melulu tentang apa yang dapat kita peroleh darinya.. tapi... cinta adalah bagaimana kita mau berkorban...mau tetap mencintai dalam segala situasi.

"Dear love, thank you for being such a wonderful man in my life"

Monday, November 13, 2006 4:13:00 PM  

Post a Comment

<< Home


Free chat widget @ ShoutMix
Zawa-BirthdayReminder CIBFest 2008 Banner A
Want one? Go to www.geocities.com/testiflash
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia