Tuesday, April 25, 2006

Pojok Relegi

Ilmu Pengetahuan tanpa amal adalah sia-sia
Perbuatan tanpa Doa adalah Hampa

Selamat datang & Berinteraksi
-----o0o-----
YA TUHAN Berikan aku KETENANGAN,
untuk menerima hal-hal YANG TIDAK DAPAT AKU UBAH,
KEBERANIAN untuk melakukan
hal-hal YANG DAPAT AKU UBAH,
dan KEBIJAKSANAAN untuk mengetahui
PERBEDAANNYA

( GOD grant me SERENITY to accept not change COURAGE to Change the things I Can, and WISDOM to know the diffrence)

15 Comments:

Blogger bloger @mp site said...

silahkan berikan saran kritik, opini,wacana seputar organisasi, IT, dan Politik dan pengalaman kehidupan anda Sehari-hari anda disini...sekali lagi kami ucapakan Selamat berinteraksi

Wednesday, April 26, 2006 11:48:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

DOA DALAM PERJALANAN-1
KATOLIK-CATHOLIC
------------------------

In the name of Father, the Son and the Holy Spirit. Amen

Long ago You save the children of Israel who crossed the sea with dry feet. And three wise kings from the East received Your command with the guidance of a star. We beg You. Bless us with a safe trip, with good weather. Bless us with the guidance from your angels, so that crew of this aircraft will lead us to our destination safely. We also hope that our family remain happy and peaceful until we land safely.
Blessed be Your name, now and forever. Amen. in the name of the Father, the Son and the Holy spirit. Amen

translater:

Demi nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, Amin

Dahulu kala Engkau pernah menyelamatkan anak-anak Israel yang menyeberangi laut dengan kaki kering, Dan tiga raja Budiman dari sebelah timur telah Engkau tunjukan jalan kepada-MU dengan bimbingan bintang yang ajaib.
kami mohon kepada-MU:
Karuniakan kami suatu perjalanan yang selamat, dengan cuaca yang bagus dan menyenangkan. Berilah supaya dengan bimbingan malaikat-malaikat-Mu yang kudus, awak pesawat terbang ini mengantarkan kami mencapai tujuan perjalanan kami dengan selamat. Kami mohon juga agar keluarga yang kami tinggalkan. Engkau hibur dalam rasa damai, sampai kami akhirnya boleh mendarat dengan aman di tempat tujuan.

Terpujilah nama-MUu, sekarang dan selamanya. Amin
Demi nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, Amin

Friday, May 12, 2006 10:24:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

DOA SIAPAKAH YANG LEBIH TERKABUL?
----------------------------------
Sebuah kapal karam di tengah laut karena terjangan badai dan ombak hebat.
Hanya dua orang lelaki yang bisa menyelamatkan diri dan berenang ke
sebuah pulau kecil yang gersang.

Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun,
mereka berdua yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan kecuali
berdoa kepada Tuhan.
Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat
untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka tinggal
sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau tersebut.

Doa pertama yang mereka panjatkan. Mereka memohon agar diturunkan
makanan. Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh
dengan buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya.
Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.

Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan
untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya,
ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah
seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki ke
satu itu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap
saja tidak ada apa-apanya.

Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan
makanan. Keesokan harinya, seperti keajaiban saja, semua yang
diminta hadir untuknya. Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak
mendapatkan apa-apa.

Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya
dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah
kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan
istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan
pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang
tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak
pantas menerima pemberian Tuhan karena doa-doanya tak terkabulkan.
Begitu kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari
langit menggema, "Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada
di sisi lain pulau ini?"

"Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang
dikabulkan," jawab lelaki ke satu ini. "Doa lelaki temanku itu tak
satupun dikabulkan. Maka, ia tak pantas mendapatkan apa-apa."

"Kau salah!" suara itu membentak membahana. "Tahukah kau bahwa
rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan, semua doanya terkabulkan.
Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa."

"Katakan padaku," tanya lelaki ke satu itu. "Doa macam apa yang ia
panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?"
"Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!"

Kesombongan macam apakah yang membuat kita menganggap bahwa hanya
harapan dan doa-doa kita yang terkabulkan? Betapa banyak orang yang
tidak mengorbankan sesuatu demi keberhasilan kita. Tak selayaknya kita
mengabaikan peran orang lain.

Wednesday, May 31, 2006 12:55:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

bersyukurlah selagi kau mampu untuk bersyukur
----------------------------

Sering kita bertanya pada diri kita sendiri:

Kenapa kita harus mengalami kesulitan sementara orang lain bisa senang

Kenapa kita harus bekerja keras sampai harus lembur sementara orang lain sudah pulang ke rumah

Kenapa kita selalu menjadi karyawan sementara orang lain bisa jadi usahawan sukses

Kenapa kita harus berhujan-hujan naik angkutan umum sementara orang lain merasa nyaman di kendaraan pribadinya

Tapi pernahkah kita bertanya:

Adakah orang lain yang lebih susah daripada kita malah tidak pernah tahu apa yg namanya senang

Adakah orang lain yang tidak punya pekerjaan sampai sekali sampai rela bekerja apapun

Adakah orang yang bahkan untuk naik angkutan umum saja tidak mampu bayar

Kenapa kita selalu melihat ke atas, dan tidak pernah melihat ke bawah?

Kenapa saat kita susah kita menyalahkan Tuhan, tetapi kepada saat senang kita lupa pada Tuhan?

Kenapa kita selalu komplain, tapi tidak pernah bersyukur?

Jawabannya tidak ada di buku mana pun, tidak ada di siapa pun, tapi di hati kita sendiri... bersyukurlah selagi kau mampu untuk bersyukur....

sebelum segalanya terlambat dan diambil darimu.

Wednesday, July 19, 2006 2:50:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

MUJIZAT NATAL
-------------

Kisah nyata ini terjadi di malam Natal pada saat perang dunia ke-satu
di
tahun 1914, tepatnya di front perang bagian barat di Eropa. Pada saat
tersebut tentara Perancis, Inggris dan Jerman saling baku tembak satu
dengan yang lain. Di malam Natal yang dingin dan gelap begini, hampir
setiap
prajurit merasa sudah bosan dan muak untuk berperang, apalagi telah
berbulan
– bulan mereka meninggalkan rumah mereka, jauh dari istri, anak maupun
orang
tuanya.

Pada malam Natal biasanya mereka selalu berkumpul bersama dengan
seluruh
anggota keluarganya masing-masing, makan bersama, bahkan menyanyi
bersama di
bawah pohon terang di hadapan tungku api yang hangat.

Berbeda dengan malam Natal yang sekarang ini, di mana cuaca di luar
sangat
dingin sekali dan saljupun turun dengan lebatnya, mereka bukannya
berada di
antara anggota keluarga yang mereka kasihi, melainkan berada di hadapan
musuh perang mereka yang setiap saat bersedia untuk menembak mati siapa
saja
yang bergerak.

Tiada hadiah yang menunggu selainnya peluru dari senapan musuh, bahkan
persediaan makananpun sudah berkurang jauh, sehingga hari inipun
hampir
seharian penuh mereka belum makan. Pakaianpun basah kuyup karena
turunnya
salju. Biasanya mereka berada di lingkungan suasana yang hangat dan
bersih,
tetapi kali ini mereka berada di dalam lubang parit, seperti layaknya
seekor
tikus, boro-boro bisa mandi dan berpakaian bersih, tempat di mana
mereka
berada sekarang inipun basah, becek penuh dengan lumpur. Mereka
menggigil
kedinginan. Rasanya tiada keinginan yang lebih besar pada saat ini
selainnya
rasa damai untuk bisa berkumpul kembali dengan orang-orang yang mereka
kasihi.

Seorang tentara sedang merintih kesakitan karena barusan saja terkena
tembakan, sedangkan tentara lainnya menggigil kedinginan, bahkan
pimpinan
mereka yang biasanya keras dan tegas entah kenapa pada malam ini
kelihatannya sangat sedih sekali, terlihat air matanya turun
berlinang,
rupanya ia teringat akan istri dan bayinya yang baru berusia enam
bulan.
Kapankah perang ini akan berakhir ? Kapankah mereka akan bisa pulang
kembali
ke rumahnya masing-masing ? Kapankah mereka bisa memeluk lagi orang –
orang
yang mereka kasihi ? Dan masih merupakan satu pertanyaan besar pula,
apakah
mereka bisa pulang dengan selamat dan berkumpul kembali dengan istri
dan
anak - anaknya ? Entahlah...

Tidak sepatah katapun terdengar. Suasana malam yang gelap dan dingin
terasa
hening dan sepi sekali, masing-masing teringat dan memikirkan
keluarganya
sendiri. Selama berjam-jam mereka duduk membisu seperti demikian.

Tiba-tiba dari arah depan di front Jerman, ada cahaya kecil yang timbul
dan
bergoyang, cahaya tersebut kelihatan semakin nyata. Rupanya ada seorang
prajurit Jerman yang telah membuat pohon Natal kecil yang diangkat ke
atas
dari parit tempat persembunyian mereka, sehingga nampak oleh seluruh
prajurit di front tersebut.

Pada saat yang bersamaan terdengar alunan lembut suara lagu “Stille
Nacht,
heilige Nacht" (Malam Kudus), yang pada awalnya hanya sayup-sayup
kedengarannya, tetapi semakin lama lagu yang dinyanyikan tersebut
semakin
jelas dan semakin keras terdengar, sehingga membuat para pendengarnya
merinding dan merasa pilu karena teringat akan anggota keluarganya yang
berada jauh dari medan perang ini.

Ternyata seorang prajurit Jerman yang bernama Sprink yang menyanyikan
lagu
tersebut dengan suara yang sangat indah, bersih, dan merdu. Prajurit
Sprink
tersebut sebelumnya ia dikirim ke medan perang adalah seorang penyanyi
tenor
opera yang terkenal. Rupanya suasana keheningan dan gelapnya malam
Natal
tersebut telah mendorong dia untuk melepaskan emosinya dengan
menyanyikan
lagu tersebut, walaupun ia mengetahui dengan menyanyikan lagu
tersebut,
prajurit musuh bisa mengetahui tempat di mana mereka berada.

Ia bukan hanya sekedar menyanyi dalam tempat persembunyiannya saja, ia
berdiri tegak, tidak membungkuk lagi, bahkan ia naik ke atas sehingga
dapat
terlihat dengan nyata oleh semua musuh - musuhnya. Melalui nyanyian
tersebut
ia ingin membawakan kabar gembira sambil mengingatkan kembali makna
dari
Natal ini, ialah untuk berbagi rasa damai dan kasih. Untuk ini ia
bersedia
mengorbankan jiwanya, ia bersedia mati ditembak oleh musuhnya. Tetapi
apa
yang terjadi, apakah ia ditembak mati ?

Tidak! Entah kenapa seakan-akan ada mukjizat yang terjadi, sebab pada
saat
yang bersamaan semua prajurit yang ada di situ, satu demi satu turut
keluar
dari tempat persembunyiannya masing-masing, dan mereka mulai
menyanyikannya
bersama. Bahkan seorang tentara Inggris musuh beratnya Jerman, turut
mengiringi mereka menyanyi sambil meniup dua peniup bagpipes (alat
musik
Skotlandia) yang dibawanya khusus ke medan perang. Dengan perasaan
terharu
mereka turut menyanyikan lagu Malam Kudus. Hujan air mata tak dapat
dibendung. Air mata dari mereka yang berada jauh dari orangtua, anak,
calon
istri, kakak, adik, dan sahabat mereka.

Yang tadinya lawan sekarang menjadi kawan, sambil saling berpelukan
mereka
menyanyikan bersama lagu Malam Kudus dalam bahasanya masing - masing,
di
sinilah rasa damai dan sukacita benar - benar terjadi. Setelah itu,
mereka
meneruskan menyanyi bersama dengan lagu Adeste Fideles (Hai Mari
Berhimpun),
mereka berhimpun bersama, tidak ada lagi perbedaan pangkat, derajat,
usia
maupun bangsa, bahkan perasaan bermusuhanpun hilang dengan sendirinya.

Mereka berhimpun bersama dengan musuh mereka yang seyogianya harus
saling
tembak, membunuh satu dengan yang lain, tetapi entah kenapa dalam
suasana
Natal tersebut mereka ternyata bisa berkumpul dan menyembah bersama
kelahiran-Nya Sang Juru Selamat. Rupanya inilah mukjizat Natal yang
benar -
benar bisa membawa suasana damai di malam yang suci.

Saya berharap melalui tulisan ini dapat membagikan rasa kasih dan
damai
kepada rekan - rekan dan para pembaca budiman, serta mengajak kita
semua
untuk merenungkan kembali makna Natal yang sebenarnya.

Apabila ternyata masih ada luka batin yang belum sembuh, marilah kita
mengambil kesempatan di akhir tahun ini untuk saling memaafkan dan
mendoakan satu dengan yang lain, dan biarlah damai bertahta di hati
kita.
Dan robohkanlah tembok pemisah diantara kita; entah itu berupa agama,
etnis,
kedudukan, harta maupun pendidikan.

Selamat Hari Natal untuk para pembaca dan rekan – rekan yang budiman

Tuesday, December 19, 2006 9:50:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

ARTI NATAL
---------------
Satu minggu sebelum Natal, saya kedatangan tamu. Begini ceritanya, saya sedang bersiap-siap untuk tidur ketika terdengar suara berisik di ruang tamu. saya membuka pintu kamar dan saya amat terkejut, sinterklas tiba-tiba muncul dari balik pohon natal.

Sinterklas tidak tampak gembira seperti biasanya malahan saya pikir saya melihat airmata disudut matanya."Apa yang sedang anda lakukan?" saya bertanya." Saya datang untuk mengingatkan kamu... AJARILAH ANAK-ANAK!" kata Sinterklas. Saya menjadi bingung apa yang dimaksudkannya?

Kemudian dengan satu gerak cepat Sinterklas memungut sebuah tas mainan dari balik pohon. Sementara saya berdiri dengan bingung, Sinterklas berkata,"Ajarilah anak-anak! Ajarilah mereka arti Natal yang sebenarnya, arti yang sekarang ini telah dilupakan oleh banyak anak".
Sinterklas merogoh kedalam tasnya dan mengeluarkan sebuah POHON NATAL mini "Ajarilah anak-anak bahwa pohon cemara senantiasa hijau sepanjang tahun, melambangkan harapan abadi seluruh umat manusia, semua ujung daunnya mengarah keatas, mengingatkan kita bahwa segala pikiran kita di masa Natal hanya terarah pada surga."


Kemudian ia memasukan tangannya kedalam tas dan mengeluarkan sebuah BINTANG cemerlang "Ajarilah anak-anak bahwa bintang adalah tanda Surgawi akan janji Allah berabad-abad yang silam. Tuhan menjanjikan seorang Penyelamat bagi dunia, dan bintang adalah tanda bahwa Tuhan menepati janji-Nya."


Ia memasukkan tangannya lagi kedalam tasnya dan mengeluarkan sebatang LILIN "Ajarilah anak-anak bahwa KRISTUS adalah terang dunia, dan ketika kita melihat terang lilin, Kita diingatkan kepada-Nya yang telah mengusir kegelapan"



Sekali lagi ia memasukkan tangannya ke dalam tasnya, mengeluarkan sebuah LINGKARAN lalu memasangnya di pohon natal,"Ajarilah anak-anak bahwa lingkaran melambangkan Cinta Sejati yang tak akan pernah berhenti. Cinta adalah kasih sayang yang terus-menerus tidak hanya saat Natal, tetapi sepanjang tahun."


Kemudian dari tasnya ia mengeluarkan hiasan SINTERKLAS." Ajarilah anak-anak bahwa saya, Sinterklas, melambangkan kemurahan hati dan segala niat baik yang Kita rasakan sepanjang bulan Desember."




Selanjutnya ia mengeluarkan sebuah HADIAH dan berkata, "Ajarilah anak-anak bahwa Tuhan demikian mengasihi umatNya sehingga Ia memberikan AnakNya yang Tunggal...." "Terpujilah Allah atas hadiah-Nya yang demikian mengagumkan itu. Ajarilah anak-anak bahwa para majus datang menyembah Sang Bayi Kudus dan mempersembahkan emas, kemenyan dan mur. Hendaklah kita memberi dengan semangat yang sama dengan para majus."


Sinterklas kemudian mengambil tasnya, memungut sebatang PERMEN coklat berbentuk tongkat dan menggantungkannya di pohon Natal. "Ajarilah anak-anak bahwa batangan permen ini melambangkan para gembala. Sekali waktu seekor domba berkelana pergi meninggalkan kawanannya dan tersesat maka gembala datang dan menuntun mereka kembali. Batang permen ini mengingatkan kita bahwa kita adalah penjaga saudara-saudara kita, sekali waktu orang-orang yang telah lama pergi meninggalkan gereja membutuhkan pertolongan untuk kembali ke pangkuan Gereja. Selayaknyalah kita berdaya supaya untuk menjadi gembala-gembala yang baik dan menuntun mereka pulang kerumah."

Ia memasukan tangannya lagi kedalam tas dan mengeluarkan sebuah boneka MALAIKAT." Ajarilah anak-anak bahwa para malaikatlah yang mewartakan kabar sukacita kelahiran Sang Penyelamat. Para malaikat itu bernyanyi,"Kemuliaan bagi Allah di surga dan damai di bumi bagi manusia." Sama seperti para malaikat di Betlehem, kita patut mewartakan kabar gembira tersebut kepada keluarga dan teman-teman: Immanuel - Tuhan beserta Kita!

Sekarang Sinterklas kelihatan gembira. Ia memandang saya dan saya melihat matanya telah bersinar kembali. ia berkata,"Ingat, ajarilah anak-anak arti Natal yang sebenarnya. Jangan menjadikan saya pusat perhatian karena saya hanyalah hamba dari dia yang adalah arti Natal yang sebenarnya - Immanuel -Tuhan beserta kita. Kemudian, secepat datangnya, Sinterklas tiba-tiba pergi.

Dan seperti biasa - Sinterklas telah datang untuk membawa hadiah bagi saya dan anak-anak saya - suatu hadiah yang luar biasa. Sinterklas telah membantu saya mengingat kembali arti Natalyang sebenarnya - dan arti kedatangan Yesus ke dunia. Dan saya tahu, bagi saya dan anak-anak,Natal ini akan menjadi Natal yang terindah - karena IMMANUEL ~ Tuhan beserta Kita! Amin.

Tuesday, December 19, 2006 10:35:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

NANTi
---------
Tidak bisa dipungkiri, sudah merupakan tabiat dari kebanyakan manusia untuk selalu menangguhkan berbagai macam hal dengan 1001 macam alasan. Pokoknya "Nanti' atau "Besok" yang penting tidak sekarang, karena merasa saatnya belum tiba ataupun belum tepat ataupun juga merasa belum pantes.

Kebanyakan dari kita selalu berandai-andai dengan kata NANTI; misalnya seandainya nanti saya sudah pensiun, maka saya akan pergi berlibur jauh ataupun menyediakan lebih banyak waktu untuk keluarga. Nanti kalau sudah memiliki banyak uang ditabungan; saya akan melakukan Umroh. Nanti kalau sudah punya banyak waktu luang saya akan memulai dengan olahraga.

Dengan adanya sindrom NANTI ini, kita akhirnya tidak bisa menikmati hidup ini, karena selalu diundur dan dipagari oleh kata nanti. Kita akhirnya baru sadar bahwa kata nanti inilah yang sebenarnya menghambat anda untuk bisa menikmati hidup ini. Percayalah apabila masa hidup anda hanya tinggal 30 hari lagi, maka kata nanti ini sudah tidak akan gunanya lagi, karena sudah terlambat.

Kebanyakan manusia ingin hidup dalam zone aman, sehingga tidak berani mengambil risiko untuk melakukannya sekarang pada saat ini. Karena merasa belum memiliki uang tabungan yang memadai sehingga anda tidak berani pergi berlibur jauh dengan keluarga. Karena merasa belum memiliki banyak waktu sehingga kita lebih senang mengorbankan waktu kita untuk perusahaan maupun pekerjaan.

Padahal waktu sekarang ini merupakan kado atau anugerah untuk dinikmati sekarang juga bukannya untuk nanti hari esok oleh sebab itulah dalam bahasa Inggris kata sekarang ini disebut sebagai Present atau Hadiah. Sedangkan waktu kemarin sudah merupakan hari yang telah terlewati atau hanya sekedar sejarah di dalam kehidupan kita. Sedangkan untuk hari esok; kita masih belum tahu. Hal inilah yang diucapkan oleh Eleanor Roosevelt: "Yesterday is History - Tomorrow is a Mystery - Today is a Gift; That is why it is called the Present"

Hidup ini untuk dinikmati bukannya untuk dinantikan, jadi apabila ada hal yang sudah lama anda dambakan dan ingin pula anda lakukan, maka lakukanlah sekarang. Jangan sampai diundur ataupun dibatalkan dengan kata "NANTI". Percayalah masa hidup kita ini sangat singkat. Nikmatilah Hidup ini sebelum Hidup Menikmati Anda !

Pekerjaan anda bisa menunggu. Namun Umur anda takkan kembali. Waktu adalah anak panah yang melesat kencang. Anda tidak mungkin mampu menghentikan atau melambatkannya. Selama waktu tersisa, tak perlu ragu untuk menikmati kehadiran anda di bumi ini, jadi jangan mau dihambat ataupun diperbudak lagi oleh kata NANTI.

Jadikanlah hari NANTI ini jadi sekarang, lakukanlah apa yang sudah lama anda idam-idamkan dan inginkan tanpa haru menunggu hari nanti lagi, melainkan Do it Now sebelumnya terlambat dan tidak ada hari nanti lagi.

Apakah Anda tahu bahwa setiap orang Harus Mati, tetapi tidak setiap orang Bisa Hidup !

Thursday, July 23, 2009 12:46:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

-------------------
Filsafat Paku
-------------------

Suatu Ketika diceritkan, Ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Ayahnya memberikan
sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di
pagar belakang setiap kali dia marah.

Hari pertama anak itu telah mamakukan 37 paku ke pagar.

Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata
lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.

Akhirnya tibalah hari di mana anak tersebut sama sekali tidak kehilangan
kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya yang kemudian
mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari di mana dia tidak
marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki ini akhirnya memberitahu ayahnya bahwa
semua paku telah tercabut. Sang ayah menuntun anaknya ke pagar. Kau telah
berhasil dengan baik, anakku, tapi lihatlah lubang-lubang di pagar ini.

Pagar ini tidak pernah bisa sama seperti sebelumnya.



Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu meninggalkan
bekas seperti lubang ini.

Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang lalu mencabut pisau itu, tetapi
tidak peduli berapa kali kamu meminta maaf, luka itu tetap ada. Luka karena
kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik.

Ambillah semenit dari waktumu untuk merenungkan hal ini.

Mau membaca renungan-renungan seperti ini lagi ?

Friday, February 11, 2011 1:46:00 AM  
Anonymous anton said...

Hukum Truk Sampah



Suatu hari saya naik sebuah taxi dan menuju ke Bandara.


Kami melaju pada jalur yang benar ketika tiba-tiba sebuah mobil hitam melompat keluar dari tempat parkir tepat di depan kami. Supir taxi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobil berdecit & berhenti hanya beberapa cm dari mobil tersebut.

Pengemudi mobil hitam tersebut mengeluarkan kepalanya & mulai menjerit ke arah kami.
Supir taxi hanya tersenyum & melambai pada orang orang tersebut.
Saya benar-benar heran dengan sikapnya yang bersahabat.
Maka saya bertanya, "Mengapa anda melakukannya? Orang itu hampir merusak mobil anda dan dapat saja mengirim kita ke rumah sakit!"

Saat itulah saya belajar dari supir taxi tersebut mengenai apa yang saya kemudian sebut "Hukum Truk Sampah".

Ia menjelaskan bahwa banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan keliling membawa sampah, seperti: frustrasi, kemarahan, kekecewaan.
Seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya & seringkali mereka membuangnya kepada anda.
Jangan ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, berkati mereka, lalu lanjutkan hidup.
Jangan ambil sampah mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang anda temui, di tempat kerja, di rumah atau dalam perjalanan.

Intinya, orang yang sukses adalah orang yang tidak membiarkan "truk sampah" mengambil alih hari-hari mereka dengan merusak suasana hati kita.

Hidup ini terlalu singkat untuk bangun di pagi hari dengan penyesalan, maka: Kasihilah orang yang memperlakukan anda dengan benar, berdoalah bagi yang tidak.
Hidup itu 10% mengenai apa yang kau buat dengannya & 90% tentang bagaimana kamu menghadapinya.
Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, tapi tentang bagaimana belajar menari dalam hujan.
Selamat menikmati hidup yang diberkati & bebas dari "sampah".

Friday, February 11, 2011 2:56:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

ALLAH MENGGENDONGMU
(Setitik Embun di Pagi Hari)

Pada suatu malam, seorang lelaki bermimpi bahwa dia sedang berjalan menyusuri pantai dengan Tuhan di masa lampau. Setiap kali menengok ke belakang, dia melihat ada dua pasang telapak kaki di pasir. Satu pasang adalah jejak kakinya dan sepasang lainnya adalah kaki Tuhan.

Namun dia melihat bahwa kadang-kadang hanya ada satu pasang telapak kaki. Dan ketika dia mengingat-ingat, justru saat itulah yang paling menyedihkan dan paling sulit dalam hidupnya. Hal ini membuat dia mengeluh kepada Tuhan, “Tuhan, Engkau pernah berkata kepadaku bahwa Engkau akan selalu berjalan menyertai aku. Tetapi sekarang aku melihat bahwa justru pada saat-saat yang paling sulit, Engkau pergi meninggalkanku. Tuhan mengapa Engkau meninggalkan aku justru pada saat di mana aku sangat membutuhkan-Mu?”

Tuhan menjawab, “Anakku, Aku tidak pernah meninggalkanmu pada saat-saat itu. Kamu hanya melihat jejak satu pasang kaki, karena justru pada saat-saat yang sulit itu, Aku menggendongmu. Itu
makanya engkau hanya melihat satu pasang jejak kaki saja!”

Kita Ragu ketika Tuhan Menyertai

Kita seringkali merasa bahwa Tuhan itu amat jauh. Di kala diri kita mengalami jalan buntu dan memiliki problem yang pelik, kita hanya bisa berkata, “Tuhan mengapa hal ini menimpa keluargaku.
Apa salahku?” Terus-menerus kita menyalahkan dan “memberikan” beban itu kepada Tuhan, pertanda bahwa diri kita hendak melarikan diri dari kenyataan yang ada. Padahal, masalah – problema hidup itu jika kita kelola dengan baik malah bisa mengembangkan hidup kita.

Yang lebih berbahaya lagi yakni ketika kita menjadi pesimis terhadap hidup ini sehingga meragukan keberadaan Tuhan. Hidup menjadi tidak memiliki fokus dan ini mengakibatkan rasa tidak percaya kepada sesama dan meragukan kebaikan orang lain, serta ragu juga terhadap niat baik dari sesama kita.

Tuhan Senantiasa Menggendong Kita

Merenungkan “Telapak kaki Tuhan” yang membekas di atas pasir itu, hendak menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan yang kita puja itu sungguh kuat. Di dalam tangan-Nya, kita menjadi aman.
“Tuhanlah gembalaku, aku takkan kekurangan” (Mazmur 23) mengingatkan kepada kita bahwa sebagai Gembala, Tuhan amat memperhatikan kehidupan kita. “Takkan kekurangan” adalah suatu ungkapan indah yang hendak menjamin kehidupan kita dari kekurangan. Jaminan keselamatan yang datang dari Tuhan itu membuat diri kita aman dan tenteram serta damai.

Kita pun sebagai umat beriman bisa menjadi orang yang siap menggendong orang lain yang sedang dilanda derita. Mereka membutuhan gendongan yang membuatnya merasa damai dan tenang. Di sinilah kita bisa menjadi pendengar dan pemberi perhatian yang baik, karena pada dasarnya, setiap manusia membutuhkan rasa aman dan kedamaian.

Wednesday, February 16, 2011 9:13:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

IN MEMORIAM PERISTIWA
Cikeusik-Pandeglang dan Temanggung
Feb 2011
----------------------------------

Allah, Bapa yang di sorga, jiwaku gundah gulana melihat apa yang terjadi
dengan agama-agama.

Mulai dari lahir sampai ajal urusan agama sering jadi pengganjal.

Sepasang mempelai menikah, maka di hadapan petugas pemerintah berkumpul
sanak saudara kedua keluarga, namun, pencatatan nikah mereka tidak diterima,
sebab agama mereka tidak diakui negara.

Astaga! . . .

Sejak kapan sebuah agama perlu pengakuan negara?

Bukankah sejak zaman purba, sebelum ada negara, di dunia sudah ada banyak
agama dan tiap orang bebas memilih yang dia suka?

Lalu dari pernikahan itu lahir seorang putra, namun anak ini tidak boleh
punya akta, karena pernikahan orang tua dianggap tidak ada, sebab
kepercayaan mereka tidak diakui negara.

Tanpa akta lahir anak ini susah cari sekolah, ketika akhirnya masuk,
lagi-lagi agama bikin susah, katanya, tidak ada guru yang mengajar agama
beda.

Lalu di sekolah muncul aturan busana agama, teman sekelas yang semula sama
langsung melihat tembok pembeda: ini kami, itu mereka.

Hanya gara-gara busana.

Apakah nanti ada sepatu yang beda berdasarkan agama?

Tragedi kematian menimpa sang ibunda, tetapi di kuburan jenazah tidak
diterima, katanya, kuburan ini khusus untuk suatu agama.

Apakah sorga dikotak-kotak menurut agama?

Dunia mengkotakkan agama, ikatan cendekiawan pun didirikan menurut agama.

Bagaimana kalau tukang cendol mau berorganisasi, apa nanti ada Ikatan
Cendolwan agama itu dan ini?

Allah, Bapa Suci, bukankah tiap agama bermaksud mendekatkan diri kepada
Engkau Yang Ilahi dan semua insan yang Kauhargai tanpa beda dan kecuali?

Tetapi, mengapa demi agama justru terjadi iri, emosi, dengki dan benci, lalu
orang saling berkelahi?

Allah berhati pemurah, bukankah semua agama adalah jalan anugerah, tetapi
mengapa demi agama orang jadi marah, lalu gedung ibadah dirusak dan dijarah?

Allah, yang rahmani, apakah gerangan yang Engkau rasa di hati, melihat massa
garang mengacungkan pedang, bak laskar perang, membunuh orang, sambil
meneriakkan nama-Mu dengan berang?

Allah, yang esa, jiwaku gundah gulana.

Mengapa gara-gara agama timbul huru-hara dan petaka, sehingga timbul derita?

Mengapa ada orang begitu tega menyalahgunakan agama untuk mencari kuasa
untuk mengumbar angkara murka untuk menimbulkan bencana?

Bukankah tiap agama dimaksudkan untuk sejahtera?

Bapa kami di sorga, Engkau mencintai semua orang sama rata, Engkau
menerbitkan surya bagi penganut kepercayaan apa saja, Engkau menurunkan
tirta bagi orang beragama dan tidak beragama.

Allah yang rahimi, jiwaku merasa risi, maka kunaikkan bisik hati, seperti
diajarkan Kristus, Anak Manusia sejati: Ampunilah kami akan kesalahan kami
seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.
*Amin*.*
**
(Doa ini dan doa-doa lainnya dapat dijumpai dalam "Selamat Berteduh", 33
Kumpulan Doa, Andar Ismail, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2004)*

Wednesday, February 16, 2011 9:19:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

yESUS iNSIDE
------------

Yesus tdk pernah COPY-PASTE..

Dia buat SETTINGS hidupku indah,

Dia pilih MINIMIZE kelemahan dan MAXIMIZE kelebihanku..

Semua yang baik Dia INSERT ke dalam hidupku,

DELETE semua kesalahanku dan SAVE masa depanku..

Dia akan selalu membawaku NEXT tanpa BACK dalam
masa lalu.. Bahkan SKIP saat kecelakaan akan menimpaku..

Saat aku perlu, Dia menyediakan HELP untuk QUIT
dari masalahku..
Dia selalu setia tunggu hatiku OPEN dan siap untuk Dia EDIT..

Dia tak akan mau EXIT dari hidupku sebab akulah FILE berharga sebagai PRINT
kasihNYA..

Bahkan Dia rela CLOSE maut untuk menjadi
OPTIONS keselamatanku..

‎​Ya,Tuhan selalu memberi NEW SLIDE dalam hidupku.

Walaupun aku kadangkala ERROR, Dia tidak pernah ESCAPE aku dari hati-Nya

Dia CLEAN MEMORYku sehingga membuatku CLEAR...

Dia lakukan itu supaya aku SHOW IMAGE-Nya

Setiap hari aku ijinkan Tuhan VIEW hidupku

Aku biarkan Dia ZOOM hati ku yang paling dalam

Aku mau START hidupku setiap hari dengan PROGRAM surgawi

MENU apapun yang Tuhan tampilkan dalam hidupku, aku CLICK YES, karena Dia
tau apa yg terbaik untukku.

Aku tidak akan pernah men-SHUTDOWN apa kata firman-Nya dalam hidupku, karena
firman-Nya tidak dapat diCANCEL.
Tanpa firman-Nya aku END PROGRAM..

God love you forever,

Friday, February 18, 2011 11:52:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

Dialog KIAI & SANTRI
----------------------

Suatu ketika terjadilah sebuah dialog bijak dari seorang Kiai dan santrinya saat sedang duduk2 di beranda Mushola sebagai berikut:

Yang disebut agama itu sebenarnya apa, Kiai?

Begitulah pertanyaan seorang santri kepada KH Ahmad Dahlan. Mendapat
pertanyaan itu beliau justru mengambil biola dan memainkan tembang
"Asmaradhana".

Lalu beliau bertanya, "Apa yang kalian rasakan setelah mendengar musik
tadi?"
"Aku rasakan keindahan, Kiai" jawab si santri.
"Semua persoalan seperti mendadak hilang. Tentram" tambah Jazuli (santri).
"Damai sekali," tukas Hisyam (santri).

"Nah, itulah agama" Jawab KH Ahmad Dahlan,
"Orang beragama adalah orang yang merasakan keindahan,
rasa tenteram, damai karena hakikat agama itu sendiri seperti musik.
Mengayomi dan menyelimuti."

Setelah itu salah seorang santri (Hisyam) mencoba memainkan biola tersebut
dan menghasilkan suara "menderit".
"Wah, suaranya berantakan ya Kiai?" tanya Hisyam malu.

"Nah, begitu juga agama. Jika kita tidak mempelajarinya dengan baik, maka
agama hanya akan membuat diri sendiri dan lingkungan terganggu" jawab
beliau.

"Oooo begitu.. Jadi untuk bisa beragama dengan baik itu,
kita tidak boleh ikut-ikutan, tapi harus mengerti ilmunya juga. Seperti
tadi, hanya karena melihat Kiai bermain biola,
jangan langsung berpikir bahwa kita juga pasti bisa main biola" tambah
Jazuli.

"Dalam beragama, kita tidak bisa hanya mengandalkan keinginan hanya karena
merasa bahwa keinginan itu baik.
Misalnya, tadi saya merasa punya keinginan baik untuk bermain biola, tapi
ternyata keinginan saya malah mengganggu saya dan teman-teman yang lain,"
ulas Hisyam si santri yang tadi mencoba biola.

"Kesimpulan yang jeli! Terima kasih" puji KH Ahmad Dahlan....

Saturday, February 19, 2011 12:00:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

KISAH 3 POHON
----------------------------

Dear All,


Selamat Paskah and Have a great day !!

Alkisah, ada Tiga Pohon di dalam Hutan.

Suatu hari, ketiganya saling menceritakan mengenai harapan dan impian mereka.

Pohon pertama berkata: "Kelak aku ingin menjadi peti harta
karun. Aku akan diisi emas, perak dan berbagai batu permata dan semua orang
akan mengagumi keindahannya".

Kemudian pohon kedua berkata: "Suatu hari kelak aku akan
menjadi sebuah kapal yang besar. Aku akan

mengangkut raja-raja dan berlayar ke ujung dunia. Aku akan menjadi kapal yang
kuat dan setiap orang merasa aman berada dekat denganku".

Lalu giliran pohon ketiga yang menyampaikan impiannya:
"Aku ingin tumbuh menjadi pohon yang tertinggi di hutan di puncak bukit.
Orang-orang akan memandangku dan berpikir betapa aku begitu dekat untuk
menggapai surga dan TUHAN. Aku akan menjadi pohon terbesar sepanjang masa dan
orang-orang akan mengingatku.

Setelah beberapa tahun berdoa agar impian terkabul, sekelompok
penebang pohon datang dan menebang ketiga pohon itu...

Pohon pertama dibawa ke tukang kayu. Ia sangat senang sebab ia
tahu bahwa ia akan dibuat menjadi peti harta karun. Tetapi... doanya tidak
menjadi kenyataan karena tukang kayu membuatnya menjadi kotak tempat menaruh
makanan
ternak. Ia hanya diletakkan di kandang dan setiap hari diisi dengan jerami.

Pohon kedua dibawa ke galangan kapal. Ia berfikir bahwa doanya
menjadi kenyataan. Tetapi... ia

dipotong-potong dan dibuat menjadi sebuah perahu nelayan yang sangat kecil.
Impiannya menjadi kapal

besar untuk mengangkut raja-raja telah berakhir.

Pohon ketiga : dipotong menjadi potongan-potongan kayu besar
dan dibiarkan teronggok dalam gelap.

Tahun demi tahun berganti..., dan ketiga pohon itu telah melupakan impiannya
masing-masing.

Kemudian suatu hari...

Sepasang suami istri tiba di kandang. Sang istri melahirkan dan meletakkan
bayinya di kotak tempat

makanan ternak yang dibuat dari pohon pertama. Orang-orang datang dan menyembah
bayi itu. Akhirnya

pohon pertama sadar bahwa didalamnya telah diletakkan harta terbesar
sepanjang masa

Bertahun-tahun kemudian... sekelompok laki-laki naik ke atas perahu nelayan
yang dibuat dari pohon kedua.

Ditengah danau, badai besar datang dan pohon kedua berfikir bahwa ia tidak
cukup kuat untuk melindungi

orang-orang di dalamnya. Tetapi salah seorang laki-laki itu berdiri dan berkata
kepada badai:

"Diam!!!" Tenanglah". Dan badai itupun berhenti.

Ketika itu tahulah bahwa ia telah mengangkut Raja diatas segala raja

Akhirnya... seseorang datang dan mengambil pohon ketiga. Ia
dipikul sepanjang jalan sementara

orang-orang mengejek lelaki yang memikulnya. Laki-laki itu kemudian dipakukan
di kayu ini dan mati di puncak bukit. Akhirnya pohon ketiga sadar bahwa ia
demikian dekat dengan TUHAN, karena YESUSlah yang disalibkan padanya...

KETIKA
KEADAAN TIDAK SEPERTI YANG KITA INGINKAN DAN KETIKA KITA MERASA SENDIRI..
KETAHUILAH BAHWA DITAMAN GETSEMANI.. TUHAN SEDANG BERDOA UNTUK RENCAMA
INDAH DALAM HIDUP KITA...

IA akan memberimu berkat-berkat besar, yang kita
perlu hanyalah percaya sepenuh pada Allah.

Ketiga pohon mendapatkan apa
yang mereka inginkan, tetapi tidak seperti cara yang mereka bayangkan.

Sunday, February 20, 2011 3:00:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

KISAH ORANG SUCI
-------------------
Romo Michael Agung Christiputra O.Carm

Alkisah, ada seorang yang suci yang begitu tekun beribadah
setiap hari. Pada suatu saat dia bertanya kepada Tuhan-nya :
"Ya Tuhan, aku ingin tahu, apakah ada seorang yang lebih
alim dalam beragama daripada aku?"

Tuhan menjawab : "Ya ada. Dia adalah si Fulan."

Karena penasaran, orang suci itu lalu pergi untuk mengamati
kehidupan si Fulan yang bagi Tuhan lebih alim daripada
dirinya.

Betapa kagetnya orang suci itu ketika tahu bahwa si Fulan itu
adalah seorang bapak tua yang harus menghidupi isterinya
dan tiga orang anaknya yang masih kecil sebagai seorang kuli.
Dan yang lebih mengejutkan lagi, bapak tua itu hanya
bersembahyang kepada Tuhan-nya hanya beberapa waktu
saja. Berbeda jauh dengan dirinya yang terus-menerus beribadah.

Karena heran, orang suci itu lalu bertanya kepada Tuhan :
"Bagaimana bisa orang seperti itu lebih alim daripada aku?
Apa alasannya?"
Tuhan lalu menjawab :
"Untuk tahu jawabannya, sekarang kuperintahkan kepadamu
untuk mengambil mangkok. Isilah mangkok itu dengan susu
sampai penuh. Letakkan di kepalamu, dan kemudian
berjalanlah menuju kota. Selama perjalanan itu, kamu tidak
boleh menumpahkan setetes pun air susu di mangkok itu.
Dan selama perjalanan itu pula, engkau harus terus-menerus
berzikir padaku. Kita lihat apakah kamu akan berhasil atau
tidak."

Orang suci itupun menjalankan perintah Tuhan-nya. Dan apa
yang terjadi kemudian? Tak sesaat pun dia sempat berzikir
kepada Tuhan karena terlalu bingung menjaga agar susu
dalam mangkok itu tak tumpah.

Tuhan lalu menjawab :
"Lihatlah engkau. Hanya karena sibuk menjaga agar susu
dalam mangkok tak tumpah saja, engkau lupa tak pernah
sekalipun menyebut namaKu. Tidakkah menjaga agar anak
dan isterinya tak kelaparan setiap hari sepanjang hidupnya itu
lebih berat daripada menjaga agar susu dalam mangkok tak
tumpah? Tapi, lihatlah dia, meski berat, dia masih tetap sempat
bersembahyang kepadaKu."

Monday, February 21, 2011 1:05:00 AM  

Post a Comment

<< Home


Free chat widget @ ShoutMix
Zawa-BirthdayReminder CIBFest 2008 Banner A
Want one? Go to www.geocities.com/testiflash
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia